Daftar isi
- Pengertian Kata Sindiran
- Keunikan Kata Sindiran dalam Bahasa Jawa
- Contoh Kata Sindiran Bahasa Jawa
- 1. “Lali Nggoleki Kancamu”
- 2. “Nggoleki Nganti Segalane Ilang”
- 3. “Wong Tuwo Dadi Bocah, Wong Bocah Dadi Tuwo”
- 4. “Ora Kudu Nangis, Nanging Ora Perlu Nganggo Kaca Celana”
- 5. “Wong Males-malesan, Kelangan Tresnane”
- Kesimpulan
Pengertian Kata Sindiran
Kata sindiran atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai “guyonan” merupakan ungkapan yang disampaikan dengan cara halus namun memiliki makna yang menyakitkan atau menusuk. Sindiran biasanya digunakan untuk menyampaikan kritik secara tidak langsung kepada seseorang tanpa harus menyebutkan nama secara eksplisit.
Keunikan Kata Sindiran dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa dikenal memiliki kekayaan kosakata yang khas dan unik, termasuk dalam menyampaikan sindiran. Kata sindiran dalam bahasa Jawa seringkali dibalut dengan kehalusan bahasa dan ungkapan yang indah, namun pada intinya tetap menyimpan makna yang tajam dan menyakitkan.
Contoh Kata Sindiran Bahasa Jawa
Berikut adalah beberapa contoh kata sindiran dalam bahasa Jawa yang halus namun menyakitkan:
1. “Lali Nggoleki Kancamu”
Artinya adalah lupakanlah mencari pasanganmu. Ungkapan ini sering digunakan untuk menyindir seseorang yang terlalu sibuk mencari pasangan tanpa memperhatikan hal-hal lain yang lebih penting.
2. “Nggoleki Nganti Segalane Ilang”
Kata sindiran ini mengandung makna bahwa seseorang terlalu fokus mencari sesuatu hingga lupa dengan segala hal yang lain. Sindiran ini biasanya digunakan untuk menyindir seseorang yang terlalu obsesif dalam mencapai tujuannya.
3. “Wong Tuwo Dadi Bocah, Wong Bocah Dadi Tuwo”
Ungkapan ini mengandung makna bahwa ada orang dewasa yang berperilaku seperti anak kecil, dan sebaliknya, ada anak kecil yang berperilaku seperti orang dewasa. Sindiran ini sering digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak dewasa dalam bertindak.
4. “Ora Kudu Nangis, Nanging Ora Perlu Nganggo Kaca Celana”
Kata sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang terlalu emosional dan sering menangis tanpa alasan yang jelas. Sindiran ini mengandung makna bahwa menangis bukanlah solusi atas setiap masalah yang dihadapi.
5. “Wong Males-malesan, Kelangan Tresnane”
Ungkapan ini digunakan untuk menyindir seseorang yang malas dan tidak bertanggung jawab dalam menjalani hubungan. Sindiran ini mengandung makna bahwa keseriusan dan komitmen sangat penting dalam sebuah hubungan.
Kesimpulan
Kata sindiran dalam bahasa Jawa memang memiliki keunikan tersendiri dalam penyampaiannya. Meskipun terkesan halus dan indah, namun makna yang terkandung di dalamnya tetap menyakitkan dan menusuk. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan kata sindiran agar tidak menyinggung perasaan orang lain.