Contoh Surat Perjanjian Hutang Piutang

Diposting pada

Pendahuluan

Surat perjanjian hutang piutang merupakan dokumen yang penting dalam dunia bisnis. Surat ini berisi kesepakatan antara pemberi utang dan penerima utang mengenai jumlah pinjaman, jangka waktu pembayaran, besaran bunga, serta ketentuan lainnya. Dalam surat perjanjian hutang piutang, kedua belah pihak harus mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati untuk menghindari sengketa di kemudian hari.

Isi Surat Perjanjian Hutang Piutang

Surat perjanjian hutang piutang biasanya berisi informasi mengenai identitas kedua belah pihak, yaitu pemberi utang dan penerima utang. Selain itu, surat ini juga mencantumkan jumlah pinjaman, jangka waktu pembayaran, besaran bunga, serta ketentuan lainnya seperti sanksi bagi pihak yang melanggar perjanjian.

Contoh Surat Perjanjian Hutang Piutang

Berikut ini adalah contoh surat perjanjian hutang piutang antara PT. ABC sebagai pemberi utang dan PT. XYZ sebagai penerima utang:

Surat Perjanjian Hutang PiutangNomor: 001/SPHP/2021Yang bertanda tangan di bawah ini:

Pemberi Utang:Nama Perusahaan: PT. ABCAlamat: Jl. Raya No. 123 JakartaNomor Telepon: 08123456789

Penerima Utang:Nama Perusahaan: PT. XYZAlamat: Jl. Merdeka No. 456 SurabayaNomor Telepon: 087654321

Dengan ini disepakati sebagai berikut:

1. Pemberi utang setuju untuk memberikan pinjaman sebesar Rp 50.000.000,- kepada penerima utang.2. Jangka waktu pembayaran pinjaman adalah 6 bulan sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani.3. Besaran bunga yang harus dibayarkan oleh penerima utang adalah 10% per bulan.4. Penerima utang wajib membayar pinjaman beserta bunganya tepat waktu sesuai dengan kesepakatan.5. Jika penerima utang terlambat membayar pinjaman, maka akan dikenakan sanksi berupa bunga tambahan sebesar 5% per bulan dari jumlah pinjaman.6. Surat perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Baca Juga  Resep Telur Gulung: Cara Mudah Membuat Telur Gulung yang Lezat

Kesimpulan

Surat perjanjian hutang piutang merupakan bentuk kesepakatan antara pemberi utang dan penerima utang mengenai pinjaman uang. Dalam surat ini, diatur berbagai ketentuan seperti jumlah pinjaman, jangka waktu pembayaran, besaran bunga, serta sanksi bagi pihak yang melanggar perjanjian. Penting untuk mematuhi semua ketentuan yang telah disepakati agar terhindar dari masalah di kemudian hari.